PRAYA—Dua kubu di organisasi Nahdlatul Wathan (NW), Pancor dan Anjani, kini bersatu lagi. Tidak ada sekat lagi antardua belah pihak yang sempat berpisah itu. Momen bersatunya NW Pancor dan Anjani, berlangsung di Lapangan Umum Muhajirin, Praya, kemarin sore.
Bersatunya dua keluarga besar keturunan Almagfurullah Maulana Syekh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid dikemas dalam acara silaturahmi dan Syafa’atul Qubro yang digagas pemuda NW bersatu.
Hadir dalam kesempatan ini, putra Ummi Hj Siti Rauhun, HM Syamsul Luthfi. Sedangkan Ummi Hj Siti Raehanun ZAM diwakili putranya TGHL Gde Sakti. Sementara dua ummi berhalangan hadir karena satu dan lain hal. Demikian halnya dengan TGH M Zainul Majdi maupun TGHL Gde At Tsani.
Pantauan Lombok Post, silaturahmi akbar ini dihadiri puluhan tuan guru NW Anjani dan NW Pancor, pengurus besar dua belah pihak, jamaah organisasi NW Anjani dan Pancor, serta pihak terkait lainnya.
Beberapa tokoh NW Pancor yang hadir di antaranya, Dr Mawardi, TGH Mahmud, TGH Faisal, TGH Mursidin Zuhdi, TGH Tahir Azhari, TGH Ahmad Said, dan tuan guru lainnya. Sedangkan tokoh NW Anjani di antaranya, TGH Muhamad Yasin, TGH Habib Tantawi, TGH Mustamin Hafifi, TGH Zaenal Arifin, TGH Hilmi Najamudin, TGH M Burhanudin, TGH Mashur Rajab, dan sejumlah tuan guru lainnya.
Bersatunya NW Anjani dan Pancor ditandai dengan sambutan bersama yang disampaikan oleh HM Syamsul Luthfi dan TGHL Gde Sakti di panggung utama.
HM Syamsul Luthfi, membuka sambutannya dengan mengucap rasa syukur atas apa yang terjadi di Lapangan Umum Muhajirin Praya itu. ‘’Cucu-cucu Almagfurullah Maulana Syekh berkumpul di sini untuk merajut kebersamaan,’’ ujarnya.
Praya merupakan salah satu tempat bersejarah bagi organisasi NW. Tahun 2001, perpecahan di organisasi NW terjadi di Praya. Kini, organisasi NW kembali bersatu di Praya pula.
Kepada keluarga besar Ummi Hj Siti Raehanun dan jamaah organisasi NW, Syamsul Luthfi menyampaikan salam ibunda tercintanya Ummi Hj Siti Rauhun. Persatuan dan kebersamaan di dalam organisasi NW, merupakan salah satu cara membalas jasa dan meneruskan cita-cita perjuangan pendiri NW, Almagfurullah Maulana Syekh.
‘’Yang lalu biarkan berlalu. Rangkai kebersamaan untuk kesuksesan pada masa yang akan datang,’’ ajak pria yang juga Wakil Bupati Lombok Timur itu.
Dikatakan, perjuangan NW ke depan cukup berat. Karena itu, organisasi NW bersama seluruh pengurus dan jamaahnya butuh kebersamaan. Konsep yang dijalankan adalah berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Momen di Lapangan Umum Muhajirin itu sekaligus menepis sejumlah opini yang mengatakan tidak mungkin dua NW bersatu lagi. ‘’Tolong sosialisasikan kepada jamaah yang tidak hadir. Sudah tidak ada perpecahan lagi di tubuh NW,’’ pintanya.
Pada kesempatan itu, Luthfi sempat menyinggung pencalonan salah satu cucu Almagfurullah Maulana Syekh sebagai Bupati Loteng. Ia mengajak seluruh jamaah NW untuk mendukung demi kemajuan Loteng di masa yang akan datang. ‘’Mari perkuat barisan untuk meraih kemenangan. Mengerti maksud saya,’’ serunya.
Sementara itu, TGHL Gde Sakti tidak terlalu banyak memberikan sambutan. Pria yang tercatat sebagai salah satu Calon Bupati Loteng tersebut mengatakan, kebersamaan sangat indah. Kebersamaan merupakan rahmat dari Allah SWT.
Sama seperti Luthfi, Gde Sakti juga menyampaikan salam ibunda tercintanya kepada keluarga besar Ummi Hj Siti Rauhun dan jamaah NW lainnya. ‘’Tidak ada yang pantas diucapkan selain bersatu dan rapatkan barisan,’’ katanya.
Karena sudah tidak ada kubu-kubuan lagi di NW, Gde Sakti meminta semua jamaah dan pengurus NW untuk bersatu. Organisasi yang didirikan Almagfurullah Maulana Syekh tersebut akan semakin kokoh jika tidak ada lagi perbedaan di dalamnya. ‘’Kalau kami besopok (bersatu, Red) maka jamaah juga harus besopok,’’ ajaknya.
Pantauan Lombok Post, sejumlah jamaah NW tampak mengusap air mata ketika mendengar sambutan bersama HM Samsul Luthfi dan TGHL Gde Sakti.
Sementara itu, pengurus PB NW DR Mawardi Amri mengatakan, ini merupakan momen bersejarah. Semalam sebelum islah di Lapangan Umum Muhajirin, Mawardi Amri ditelepon oleh Ummi Hj Rauhun. ‘’Beliau (Ummi Hj Siti Rauhun, Red) berkata, sampaikan salam saya kepada Ummi Hj Siti Raehanun,’’ paparnya.
Mendapat telepon seperti itu, Mawardi terkejut. Ia lantas menghubungi sejumlah tokoh NW lainnya untuk menginformasikan kabar baik itu. Tidak lama kemudian, Amri bertolak ke Anjani untuk menyampaikan salam Ummi Rauhun ke Ummi Raehanun.
Setibanya di Anjani, Amri ditanya apakah salam yang ia bawa benar adanya. Untuk membuktikan kebenaran salam tersebut, Amri diminta memfasilitasi perbincangan antara Ummi Hj Siti Raehanun dan Ummi Hj Rauhun via ponsel. Perbincangan dua putri Almagfurullah Maulana Syekh akhirnya terjadi.
‘’Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita akan melihat beliau tampil bersamaan di hadapan publik,’’ terangnya.
Sementara itu, Ketua Pemuda NW Bersatu selaku penggagas islah di tubuh NW, Himni Amin, mengatakan, acara Silaturahmi dan Syafa’atul Qubro sudah dikonsep sejak tiga bulan lalu. ‘’Gagasan besar pemuda NW akhirnya terwujud. Kami sangat bersyukur atas hal itu,’’ katanya.
Keluarga besar NW memiliki cita-cita tulus untuk eksistensi organisasi ini ke depan. Jamaah NW tidak akan pernah membeda-bedakan anak, cucu dan keturunan Almagfurullah Maulana Syekh. Organisasi NW hanya satu, yakni yang didirikan oleh Maulana Syekh.
Himni mengatakan, terselenggaranya acara tersebut dipicu oleh rasa kerinduan yang teramat dalam akibat “perpisahan” yang sudah terjadi cukup lama. “Acara ini tidak ada maksud apa-apa, kecuali untuk menyatukan kembali warga NW,” tandasnya.
Lebih jauh dikatakan, keharusan bagi warga NW adalah mempersatukan kedua orang tua (Hj Umi Rauhun dan Hj Umi Raehanun) yang sudah lama “berjauhan”. Warga NW tidak boleh tebang pilih dengan membuang salah satunya. “Wajib hukumnya kita mencintai kedua Ummi kita,” tegasnya. (aji/cr-rzq)
5.14.2010
NW Pancor-Anjani Islah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar